Friday, November 28, 2014

Menyempurnakan Persepsi Sholat

Sholat... Sejak kapan kita (muslim) diperkenalkan dengan yang namanya Sholat? SMP, SD, TK, TPA atau bahkan semasa sebelum kita sekolah tanpa disadari sebenarnya kita semua sudah mulai diperkenalkan dengan Sholat, yaitu saat melihat orang tua kita mengerjakan Sholat. 

Mengisi waktu senggang di akhir tahun (karena semua target kerjaan setahun udah beres dan belum ada order tambahan).. dari pada bengong melongo gak jelas trus kesambet saya coba lagi aja mengisi tulisan di blog ini.. siapa tau berguna, khususnya supaya suatu saat bisa saya baca kembali dikemudian hari.  (Tulisan kali ini agak berbau-bau religi. Walau bukan ustad atau kiyai ndak apa-apa kali ya.. bukan bermaksud mengajari atau nunjuk-nunjukin.. ini hanya sebuah tulisan lain saya yang berdasarkan pengalaman hidup saya sendiri.. hehe.)

Yang coba saya bagi disini bukan mengenai tata cara gerakan dan bacaan Sholat, jenis-jenis Sholat, keutamaan Sholat dan lain sebagainya. Tapi mengenai persepsi sholat yang sering keliru di benak kita, khususnya benak saya sendiri.

1. Sholat adalah pekerjaan berat dan melelahkan


"Waduh udah waktunya sholat nih.. tapi males ah" 
"Ah ntar ah nanggung nih lagi asik, ntar kerjaan keburu lupa"
"Shubuh...ngantuk banget nih takut kurang tidur ntar ngantuk seharian"
"Pegel ah badan musti berdiri, ruku, sujud, trus berdiri lagi.. capeek"
"Besok lagi aja deh kayanya..kan masih bisaaa"

Selalu ada aja alasan ke hako-hako bonte.. halah. 
Selalu ada aja alasan yang "membisik" di kepala kita yang menilai sholat itu "berat banget". Kenapa saya bilang "membisik"? Ya, karena memang bisikan-bisikan itu seolah sangat jelas terdengar, seperti memang ada orang yang sedang berbisik ke kuping kita. Aneh ya?! Kenapa saya bilang "berat banget"? Karena memang beratnya minta ampun, padahal yang kita angkat cuma badan kita sendiri kan, tapi kok serasa ngangkut beban semacam batu kali di pundak kita. Ini yang makin aneh! hahaha..

Kalo dari segi gerakan fisik dan energi yang dikeluarkan, sebenernya Sholat bisa disetarakan dengan kegiatan rutin kita lainnya seperti Mandi, Mengenakan Pakaian, Sikat Gigi, Gunting Kuku, Nyisir Rambut, Memakai Sepatu, dll. Bahkan energi tersebut jauh lebih rendah dari pada kegiatan kita seperti Bersih-Bersih Rumah, Nyuci Mobil/Motor, Nyetir, JJS (jalan-jalan sonten), dll.

"WHY WHY WHY Sholat itu berat?"
Jawabannya cuma satu : "KEBIASAAN".

Aktivitas rutin yang lain karena kita sudah terbiasa jadi tidak memikirkannya sebagai sebuah beban pekerjaan, sedangkan Sholat bila tidak dibiasakan pasti posisinya di otak kita selau dianggap sebagai beban pekerjaan.

"So..BERAPA LAMA kita harus rutin sholat agar menjadi KEBIASAAN?"
Jawabannya: "CUKUP SEMINGGU" (Trust me... It works!! #elmenbangetya)

2. Sholat dilakukan untuk menghindari dosa dan siksaan

"Kalo kamu gak sholat..nanti kamu dosa"
"Orang yang nggak sholat ntar masuk neraka"
"Jangankan orang yang nggak sholat.. orang yang mengundur-undurkan sholat juga dosa"
"Ayo sholat.. supaya nanti diselamatkan dari siksaan di akhirat"

Ya! semua ungkapan yang sering kita dengar tersebut benar semuanya. Tapi berhati-hatilah dalam mempersepsikannya. Sholat sebenarnya bukan hanya diasosiasikan dengan yang namanya dosa dan siksaan, sehingga kita melakukan sholat karena kita KETAKUTAN. Sebenernya sholat adalah pekerjaan yang MENYENANGKAN!!!

"Mengapa sholat itu seharusnya MENYENANGKAN?"
Jawabannya : "Saat itulah waktu untuk kita berbicara dan dilihat langsung oleh Sang Pencipta kita, Alloh SWT. Siapa sih yang ngga happy diberi kesempatan berbicara dengan Pencipta kita sendiri. Jangankan dengan Sang Pencipta, dikasih kesempatan bicara dan dilihat oleh pacar, istri/suami, atasan di kantor, atau orang tua aja udah seneng banget kan kita? Naah.."

Belum lagi kalau kita pelajari apa-apa saja berkah yang didapat dari sholat.. So..mari kita sholat dengan happy.. :-)

3. Sholat dilakukan hanya saat sedang memiliki suatu keinginan

"Saya sudah berikhtiar sebatas maksimal kemampuan saya..tinggal berdoa dalam sholat nih"
"Yakin..tiada usaha yang berhasil tanpa pertolongan dari Yang Maha Kuasa"
"Sholat ah, saya pengen berdoa biar lulus ujian"
"Sholat ah, saya pengen berdoa biar bisa beli rumah"
"Sholat ah, saya pengen berdoa biar bisa beli mobil"
"Sholat ah, saya pengen berdoa biar dilancarkan urusan saya"

Sebagai seorang muslim tentu kita harus terhindar dari sifat sombong, dimana kita merasa punya kuasa atas nasib kita. Cukup dengan usaha dan kerja keras, tidak menghiraukan bahwa semuanya terjadi hanya bila Alloh mengijinkan. Ya, begitulah memang seharusnya kita apabila ingin termasuk kedalam orang yang beriman. (see: rukun iman yang terakhir)

Satu hal yang diwaspadai dari persepsi yang muncul di benak kita adalah akan mengendurnya kualitas Sholat kita disaat sedang tidak membutuhkan apa-apa, alias sudah merasa puas dengan kondisi yang telah dicapai dalam suatu waktu tertentu. Padahal sholat bukan hanya sebagai ajang menyampaikan PERMINTAAN, tetapi juga sebagai sarana kita menyampaikan RASA SYUKUR.

"Syukur atas apa?"
"Syukur atas segala nikmat yang hingga saat ini telah didapatkan".
"Nikmat apa saja?"
"Sebut saja satu-satu..pasti tidak akan terhingga sampai kita pun pasti lebih banyak lupanya kan?"

4. Sholat menunggu sebuah momentum

Terakhir adalah menunggu sebuah momentum untuk mengerjakan Sholat.

"Momentum apa aja sih biasanya?"

Momentum yang gede misalnya:
"Ntar saya akan sholat kalo ngerasa udah dapet hidayah"
"Ntar kalo udah berkunjung ke tanah suci; haji atau umroh"
"Ntar deh nanggung pas setelah idul fitri, supaya catetan dosanya di-nol-in dulu" (kyk SPBU :-D xixix)
"Ntar kalo udah berkeluarga"
"Ntar kalo udah udah punya anak.. sekalian ngajarin"

Momentum yang kecil-kecil misalnya:
"Ntar kalo udah mepet-mepet abis waktu sholatnya"
"Ntar kalo temen-temen udah rame pada mau sholat"
"Ntar deh nanggung besok lagi aja, soalnya tadi shubuh udah ngga sholat"
(Hayo.. jgn sambil senyum-senyum sendiri bacanya..hehe)

Momentum yang rada gawat:
"Ntar deh kalo udah agak lebih tua-an"

Di salah satu khutbah atau sumber artikel yang saya lupa kapan di mana.. penceramah/penulisnya menyebutkan sebuah kalimat yang sangat inspiratif. Kurang lebih isinya gini:

"Keimanan seseorang dapat berubah bukan dalam hitungan muda-tua, tahun-bulan-hari. Tetapi keimanan itu dapat berubah dalam hitungan jam, menit bahkan detik. Jadi diantara kita ini bisa aja tadi pagi lagi iman banget... siang dan sore udah lemah imannya, begitu pun sebaliknya"

Jadi saat pagi, siang, atau sore bisa aja kita lagi lemah iman, sholat males, bahkan akhirnya dilewat. Tapi yang paling penting adalah seberapa cepat kita merekondisi keimanan kita tersebut. Pagi kita khilaf, jangan diterusin (kagok edan hehe), tapi langsung kembali melakukan sholat di waktu yang datang berikutnya.

Begitulah bagi-bagi tulisan saya kali ini... tangan udah mulai pegel juga.. tapi yang pasti semoga bermanfaat.. maaf atas segala kekurangan, yang salah pasti dari kesalahan saya, dan yang benar adalah dari Alloh..

See you all and wasalam....



Save the earth for our inheritors: do not print unless necessary.

2 comments:

Unknown said...

i really enjoy read this blog...teruskan kang..semangattt pak haji..amiin

Blog27999 said...

Okay...

This might sound a little creepy, maybe even kind of "supernatural"

BUT what if you could simply click "Play" to listen to a short, "musical tone"...

And miraculously bring MORE MONEY into your life?

What I'm talking about is BIG MONEY, even MILLIONS of DOLLARS!!

Sound too EASY? Think it's IMPOSSIBLE?!?

Well, Let me tell you the news.

Usually the greatest miracles life has to offer are the easiest to GET!!

Honestly, I'm going to PROVE it to you by allowing you to PLAY a REAL "miracle abundance tone" I've produced...

(And COMPLETELY RISK FREE).

YOU simply press "Play" and watch as your abundance angels fly into your life.. starting pretty much right away..

CLICK here now to PLAY the wonderful "Miracle Money Tone" - as my gift to you!!

Post a Comment

Visitors are coming from

free counters

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys